Sunday 21 July 2013

Damaged Good. Are you?

Hiiiiiii! Let's be frustrated together in 3.. 2.. 1..

Damaged Good. Kita semua pasti punya rahasia. Semacam kejadian paling absurd di masa lalu yang sangat ingin dilupakan, dilenyapkan. Kita semua punya sesuatu yang sudah hancur dalam diri kita, yang nggak bakal bisa dikembalikan lagi dalam bentuk apapun. We are all damaged good.

Sekeras apapun usaha kita untuk menghapus kesalahan itu dari riwayat hidup kita, tetap aja kesalahan itu akan tetap ada menghantui kita. It's like being a divorcee. Ke siapapun kamu meyakinkan diri bahwa kamu sudah lahir baru, tetap aja orang-orang itu tau kalau ada bagian kecil dari dirimu yang sudah tidak sama dan ngga akan balik lagi.

Kadang, meskipun kita diterima dan diinginkan juga guilty-nya itu tetap di kita. Name it paranoid. Tapi kita realistis aja, pastinya bakalan tetap ada selentingan miring nggak enak yang bisa nyentil orang-orang yang dekat sama kita. Apalagi kalau kita hidup di antara orang-orang kepo yang demanding abis, bahkan lebih demanding daripada guru killer yang nagih karya tulis dalam 5 hari pengerjaan. 

Siapapun kita, dari mana kita berasal, kaya, miskin, bangsawan, mantan pecandu, langganan juara kelas, yang terlupakan, yang diidolakan, etc, sebenarnya kita nggak jauh beda dengan onggokan daging yang dilabelin dan disusun rapi berdasarkan mereknya di etalase supermarket yang lagi dipilih-pilih berdasarkan kesegarannya atau kelembutannya (ask your chef). Apapun status kita, sebenarnya juga kita semua tuh sama aja. Semua tergantung dari pandangan orang terhadap merek yang udah tertancap dalam ke diri kita. Dan tentunya dari seberapa menarik kita di hadapan mereka.

Dan bagaimana kalau kamu adalah seonggok daging busuk yang ntah kenapa bisa nangkring di etalase itu?

Bisa bayangkan tatapan semacam apa yang bisa kamu terina dari orang-orang yang lewat?

Dan yang kena efeknya ngga hanya satu. Satu etalase itu juga bakal dapat pandangan buruk dan konsumen kalian bakal berkurang.

Setelah insiden daging busuk itu, mungkin konsumen bisa datang lagi dengan bujukan manis dan ocehan meyakinkan dari penjaga tokonya. Tapi pandangan mereka juga pastinya udah berbeda.

Itulah kita. We're all damaged goods.

Being a damaged good itu ngga pernah enak. Cuma bisa ngandalin "i loved you at your darkest" from Holy Bible aja. So, please lads and gents. When you're facing someone with a bad past, listen, forgive, and forget before you judge.

No comments: