Saturday 30 March 2013

Nostalgia

Hi. It's really been a while.

Udah berapa lama deh ga post apa-apa.
So, this is it! Happy Reading and Be Inspired!

How's life treating you lately, readers?
Well, for me it's driving me crazy. LOL. Gimana ngga. Akhir-akhir ini susah tidur. Liat aja! Bentar lagi juga aku bisa berubah wujud kali ya jadi kelelawar. Saingan jaga malam sama yang lagi poskamling. But still, bless my sanity aku belum memutuskan untuk minum panadol banyak-banyak seperti yang disarankan temenku Japut beberapa hari yang lalu.

Gak apa. Tau ga sih? Ga tidur semalaman itu ngga masalah. Kecuali kalau kita ga tidur karena harus ngerjain sesuatu. Dan parahnya lagi kalau ternyata yang harus kita kerjain itu soal-soal fisika  ...

Mau hobi juga orang normal ga bakal mau ngerjain soal-soal fisika gantiin jam tidur. Like seriously.

Untung aku belum sampai tahap itu. Bless my sanity.

Jadi, akhir-akhir ini aku kayaknya udah lupa cara tidur cepat atau lebih tepatnya cara tidur.sebelum jam 3 pagi. Dan udah amnesia banget tentang cara bangun sebelum jam 12 siang. Alarm yang udah kusetel jadi bunyi di 8 jam yang berbeda aja ngga bakal mempan buat bangunin aku. Kebo banget, ya.

Nah, apa sih yang dirimu lakukan waktu ga bisa tidur gitu? Pada umumnya orang-orang normal akan mengalami pesta memori di dalam otak mereka waktu menjelang tidur. Semacam proyeksi yang akhirnya akan berganti menjadi mimpi. Pesta memori itu datang tanpa bisa kita cegah, loh. Biasanya pesta memori itu disebut nostalgia.

Nah, itu jugalah yang udah kualamin secara terpaksa selama beberapa hari ini. Pesta memori itu berlangsung dari saat aku nyoba buat tidur sampai akhirnya ketiduran. Dan selama beberapa hari ini, tidur itu susah. Jadi nostalgia itu terjadi berjam-jam di otakku.

Agak lucu nih, nostalgia yang hantuin aku selama beberapa hari ini akhirnya jadi nyambung sampai ke mimpi. Nyebelin dan nyeremin deh. Rasanya kayak what you've been dreading to do next dalam moment yang sudah berlalu dan kamu nostalgiakan itu hanya bisa terwujudkan di mimpi. Karena moment-moment itu sudah terlewatkan. Rese, ya.

Beberapa moment yang sudah rusak dan ga bisa diperbaiki lagi juga kadang nyambung ke mimpi. Dan paginya, kita cuma bisa nyeselin apa yang udah terjadi. Yah habisnya gimana? Udah lewat dan hilang.

Contohnya kayak nostalgiaku semalam. Mikirin tentang kejadian some months ago, sebuah lomba debat pertama yang aku ikutin. Duude. I was so happy to be chosen. Aku udah ngorbanin banyak hal buat berusaha semaksimal mungkin. Tapi akhirnya malah kalah. Ngecewain diri sendiri dan mungkin beberapa orang. Atau mungkin banyak? Ntahlah.

Mereka bilang aku udah melakukan yang terbaik yang aku bisa. Is that it? Jadi hasil terbaikku cuma segitu? Makin pahit aje ngenangnya. Dan intinya adalah, semua sudah terjadi. Ga ada yang bisa kulakuin buat balik ke hari aku lomba dan perbaiki semua kesalahanku. Sounds cengeng, ya? Tapi yah gitu. Mungkin aku udah boleh download lagu-lagu Celine Dion yang galaunya membahana itu, ye? Ntahlah.

Tapi mau gimanapun, lebih nyesek kalau kamu punya sesuatu penting yang mau diomongin sama seseorang yang udah lama tiada. Ngga tersampaikan gitu. Bikin nyeselnya berkali-kali. Kenapa ngga kamu sampaikan pas masih sempat?
*lips are sealed yah about this one

Dan nostalgia tentang masa kejayaanmu yang tak akan terulang sepersis-persisnya. Di mana saat adanya regenerasi, tempatmu dan some awards you used to have pun akan berpindah ke tangan orang lain. Kamu berusaha menjadi tak tergantikan tapi kamu saingan sama berapa orang sih di dunia ini? Ini membuatmu sadar kalau di dunia ini ga ada yang irreplaceable. If you do think that there is one, check your sanity my dear. Stop being so attractively naive.

Selalu akan ada pengganti. Ngga akan pernah sama memang tapi tetap aja akan tergantikan.
Dan semua itulah yang membuat semua moment berharga. Di mana kita berusaha membuat moment itu tak tergantikan tapi akhirnya life goes on. Moment-moment itu ngalir deras kayak air tanpa mengetuk pintu dulu. Ya iyalah. Sejak kapan juga air punya tangan buat ngetuk pintu.

Take note of this. This is sad but true, we can only live in present. The past will be gone and the future can never be revealed. Nyebelin tapi ini realita hidup.

Dan jangan nyesel juga karena kita terpaksa hidup di reality. Why do you wish to live in fairytale, anyway? Fairytale is fake. Kalau kamu cuma mau hidup di fairytale, berarti kamu ga bakal ngerasain apa-apa dong. Karena fairytale itu hanya sesuatu yang semu dan diciptakan sesuai dengan keinginan orang. Kayak fatamorgana, kibas-kibas aja hilang.

If you want to have a happily ever after like fairytale, make one lah. Tapi di reality. Lah habisnya kan elo nya hidup di reality.

Yah gitu deh. Pokoknya life goes on. Moment yang lewat hilir mudik gitu aja ngga selalu bisa kita simpan dalam memori card. Makanya apapun yang kamu punya sekarang, hargain habis-habisan. Because we can only live in present, my dear.

Kayak post paling pertamaku tentang Tetris itu juga deh. Tentang moment yang selalu kita hargain di saat-saat terakhir. Makin kamu naik level, balok-balok itu turun makin cepat. Nanti nggak sadar tiba-tiba aja kamu udah mau lulus sma dan have to get used to farewell. Dan waktu-waktu terakhir itulah kamu baru bisa sadar kalau kamu udah ngelewatin dan telat buat ngehargain banyak moment yang bisa jadi moment paling berharga di dalam hidupmu.

Dan jangan terlalu banyak bernostalgia. it makes you weak. ;)

Okay, that's all folks. Thanks a bunch udah baca post yang agak cengeng ini. Tee-hee. :3

Leanna Leonardo